May 20, 2025

Oleh : Gilang Ramadhan )*

Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya hilirisasi pada 26 komoditas utamasebagai upaya strategis dalam mewujudkan swasembada energi dan mengokohkankemakmuran nasional. 

Presiden RI kedelapan tersebut mengungkapkan bahwa kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia harus diolah sedemikian rupa agar memberikan dampak yang nyataterhadap kesejahteraan rakyat. 

Menurutnya, proses hilirisasi bukan hanya soal memperkuat sektor energi, tetapi lebih jauhlagi, langkah tersebut diharapkan dapat membangun perekonomian yang mandiri danberkelanjutan.

Sebagai pemimpin bangsa yang dikenal konsisten dalam menjalankan kebijakan berbasissumber daya lokal, Presiden Prabowo mengarahkan beberapa kementerian strategis, sepertiKementerian Investasi, Bappenas, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk segera menyusun peta jalan proyek hilirisasi komoditas utama. 

Langkah tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa potensi dari setiap komoditas dapatdioptimalkan dan memberikan nilai tambah yang besar. Menurut Presiden Prabowo, hilirisasiyang menyeluruh akan menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan pada bahanmentah ekspor, dan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global.

Presiden Prabowo memandang bahwa hilirisasi tidak dapat hanya terbatas pada sektorpertambangan, mengingat potensi ekonomi dari sektor pangan, otomotif, farmasi, dan produkmanufaktur lainnya juga sangat besar. 

Oleh sebab itu, ia mendorong langkah cepat dari kementerian terkait untuk segeramenginventarisasi proyek-proyek strategis dalam program hilirisasi multi-komoditas yang direncanakan, sehingga implementasinya dapat berlangsung dalam waktu sesingkat mungkin. 

Melalui langkah tersebut, Presiden Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia tidak lagisekadar mengekspor bahan mentah, tetapi justru menciptakan produk bernilai tambah tinggiyang dapat meningkatkan daya saing nasional di pasar internasional.

Ekonom Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, menilai keputusan Presiden Prabowountuk memperluas komoditas yang dihilirisasi adalah langkah yang tepat. Telisa menjelaskanbahwa sektor pertambangan, meskipun memiliki nilai ekonomi tinggi, bukanlah sumber dayayang terbarukan. 

Hilirisasi pada produk tambang akan memberikan dampak yang signifikan, tetapi dalamjangka panjang ketergantungan hanya pada sektor ini akan menghadapi tantangan besar. Menurut Telisa, hilirisasi pada sektor pangan menawarkan solusi berkelanjutan. Sebagaicontoh, negara seperti Thailand telah membuktikan bahwa hilirisasi pangan dapatmemberikan dampak ekonomi yang stabil dan berkesinambungan.

Lebih lanjut, Telisa menyebutkan bahwa hilirisasi pada sektor pangan, meskipun kontribusinilai tambahnya terlihat kecil dibandingkan sektor tambang, menawarkan manfaat kumulatifyang berkelanjutan. 

Menurutnya, hilirisasi pada sektor tersebut, bersama dengan sektor manufaktur sepertiotomotif dan elektronik, dapat memperluas cakupan industri nasional. Kajian lebih lanjutterhadap potensi hilirisasi pada berbagai sektor ekonomi perlu dilakukan oleh kementerianterkait untuk memaksimalkan manfaat ekonomi dari langkah ini.

Pendapat lain datang dari ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, yang menilaikebijakan hilirisasi multi-komoditas ini relevan untuk mendorong industrialisasi di Indonesia. Menurut Wijayanto, sumber daya alam Indonesia tidak lagi dapat diandalkan sebagaipenggerak utama pertumbuhan ekonomi mengingat keterbatasan stoknya yang semakinmenipis. 

Oleh karena itu, upaya Presiden Prabowo untuk mendorong hilirisasi dapat menjadi solusiyang tepat untuk menggeliatkan sektor industri di tanah air. Ia menyarankan agar pemerintahmelihat pengalaman negara-negara besar, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, yang berhasil mencapai kemajuan ekonomi signifikan melalui industrialisasi.

Wijayanto memandang bahwa langkah Presiden Prabowo ini juga merupakan bentuk adaptasiatas tantangan global. Dengan mengolah bahan mentah di dalam negeri, Indonesia tidakhanya akan memperoleh nilai tambah ekonomi, tetapi juga dapat mengurangi ketergantunganpada pasar internasional. Menurutnya, hilirisasi multi-komoditas akan memperkuatkemandirian ekonomi nasional dan menciptakan iklim usaha yang lebih sehat dan kompetitifdi dalam negeri.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), YoseRizal Damhuri, menilai bahwa hilirisasi tidak hanya perlu difokuskan pada pasar domestik, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek global. 

Yose menyarankan agar hilirisasi di Indonesia dibangun dengan orientasi padapengembangan rantai pasok dan rantai nilai yang lebih luas, baik di tingkat regional maupunglobal. Menurutnya, dengan memperluas cakupan hilirisasi ke pasar internasional, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi asing, yang pada akhirnya akan memberikan dampakpositif pada perekonomian nasional.

Direktur Eksekutif CSIS tersebut juga menyoroti pentingnya strategi dalam menjalankanprogram hilirisasi agar kebijakan ini tidak terlihat terlalu proteksionis di mata negara lain. Dalam pandangannya, hilirisasi yang berorientasi pada pengembangan rantai nilai global akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasar di tingkatinternasional. 

Hal tersebut, menurut Yose, akan menjadi jalan tengah yang ideal antara upaya pemerintahdalam meningkatkan nilai tambah komoditas nasional dan memenuhi tuntutan globalisasiyang semakin intensif.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita swasembada energi dan kemakmuran nasional, PresidenPrabowo berkomitmen untuk menjalankan program hilirisasi multi-komoditas dengansungguh-sungguh. 

Keputusan tersebut sejalan dengan visi besarnya untuk menjadikan Indonesia sebagai negaradengan kemandirian ekonomi yang kuat dan berdaya saing tinggi. Dengan dukunganberbagai kementerian dan pihak terkait, Presiden Prabowo berharap bahwa hilirisasi akanmemberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan rakyat Indonesia serta memperkuat fondasiekonomi yang berkelanjutan.

)* Penulis adalah kontributor ruang baca Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *