Oleh: Rian Febri )*
Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang diselenggarakan di berbagai daerah pascaputusan Mahkamah Konstitusi menunjukkan wajah demokrasi Indonesia yang semakinmatang. Bukan hanya penyelenggara yang mendapat sorotan, tetapi peran sertamasyarakat luas dalam memastikan pelaksanaan PSU berjalan damai, tertib, dan penuh tanggung jawab patut mendapatkan apresiasi tinggi. Dukungan publik terhadapproses demokrasi ini menjadi bukti bahwa kedewasaan politik bukan hanya milik elit, melainkan telah meresap ke akar rumput.
Masyarakat di berbagai wilayah menunjukkan bahwa mereka tidak sekadar menjadiobjek dalam proses pemilu, tetapi juga subjek penting yang berperan aktif dalammenjaga kualitas demokrasi. Komitmen untuk ikut serta, menjaga ketertiban, dan menerima hasil pemilihan secara dewasa menjadi indikator penting bahwa demokrasiIndonesia sedang mengalami penguatan struktural dan kultural sekaligus. Kesadaranpublik bahwa pemilihan umum bukan hanya ajang kompetisi, melainkan mekanismepenentuan kepemimpinan yang sah, menjadi fondasi utama keberhasilan PSU.
Di Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, dukungan terhadappelaksanaan PSU datang langsung dari Ketua Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila, Yasser Paturusi. Meski baru menjabat dalam waktu singkat, ia menunjukkankomitmen untuk menjaga stabilitas keamanan selama tahapan PSU berlangsung. Yasser menyadari bahwa keberhasilan demokrasi bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi bagaimana seluruh elemen masyarakat menjaga prosesnya tetapberjalan damai dan jujur.
Ia turut menggerakkan masyarakat untuk tidak terjebak dalam praktik yang merusakdemokrasi, seperti politik uang, hoaks, dan provokasi. Kepemimpinan Yasser dalammendorong deklarasi damai Pilkada Kukar 2025 menjadi contoh bagaimana tokoh lokalbisa menjadi motor penggerak stabilitas sosial-politik. Langkah ini turut memperkuatperan organisasi masyarakat dalam merawat demokrasi dari bawah, seiring dengankerja keras penyelenggara dan pengawas pemilu di daerah.
Hal serupa juga terlihat di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, di mana Gerakan Masyarakat Peduli Demokrasi (GMPD) menyerukan agar seluruh elemen masyarakatbersatu untuk mendukung hasil PSU Pilkada yang telah berlangsung. KoordinatorGMPD Banjarbaru, Rachmadi, mengungkapkan apresiasi terhadap pasangan kepaladaerah terpilih yang menunjukkan sikap dewasa dalam menyikapi hasil PSU tanpaberlebihan.
Rachmadi juga memberikan penghargaan kepada KPU, TNI, Polri, serta semua pihakyang terlibat dalam memastikan kelancaran PSU, yang berjalan dengan tertib dan aman. Rachmadi menekankan bahwa kedewasaan politik yang ditunjukkan oleh semuapihak menjadi contoh baik dalam berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Di Kabupaten Empat Lawang, Ketua PC NU, Muhammad Syaifullah, turut mengajakseluruh masyarakat untuk mendukung PSU yang berlangsung dengan aman dan damai. Bersama dengan 11 tokoh agama dan pemuda lainnya, Syaifullah menyatakanpentingnya menjaga kondusivitas selama dan setelah PSU.
Syaifullah menegaskan bahwa setiap pihak, baik yang terpilih maupun yang tidakterpilih, harus menerima hasil pemilihan dengan lapang dada dan menjaga kedamaiandi masyarakat. Ia menyatakan bahwa dukungan untuk PSU yang aman dan damaiharus datang dari seluruh lapisan masyarakat, karena itulah yang akan memastikanberjalannya demokrasi yang sehat dan menghormati hasil pilihan rakyat.
Proses Pemungutan Suara Ulang ini, meskipun merupakan tindak lanjut dari putusanMahkamah Konstitusi, menunjukkan betapa besarnya tanggung jawab yang dimilikioleh setiap individu dalam menjalankan hak pilihnya. Dalam situasi seperti ini, masyarakat bukan hanya bertindak sebagai pemilih, tetapi juga sebagai penjagastabilitas dan kedamaian dalam demokrasi. Dukungan yang datang dari berbagaielemen masyarakat, seperti yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh dari Marang Kayu, Banjarbaru, dan Empat Lawang, menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan, semua pihak menyadari bahwa keamanan, kedamaian, dan kejujuran dalampelaksanaan PSU adalah hal yang harus dijaga bersama.
Kedewasaan politik yang ditunjukkan oleh masyarakat dan berbagai pihak yang terlibatdalam PSU ini menjadi contoh penting bagi perkembangan demokrasi Indonesia. Sebagai negara dengan sistem pemerintahan yang demokratis, setiap warga negara memiliki kewajiban untuk menghormati proses pemilu, termasuk dalam pelaksanaanPSU, yang berfungsi sebagai mekanisme untuk memastikan bahwa hasil PemilihanKepala Daerah mencerminkan pilihan rakyat secara adil dan sah.
Pemungutan Suara Ulang ini tidak hanya menjadi momen penting dalam proses demokrasi, tetapi juga sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia semakin dewasadalam menghadapi tantangan politik. Ini adalah langkah maju dalam mewujudkandemokrasi yang sehat, yang tidak hanya bergantung pada keputusan lembaga-lembaganegara, tetapi juga pada partisipasi aktif dan kesadaran politik masyarakat yang semakin berkembang. Ke depannya, diharapkan setiap pelaksanaan PSU dapatberjalan dengan lebih baik, dan demokrasi Indonesia semakin matang dalammemberikan ruang bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam menentukanarah pembangunan nasional.
Antusiasme publik terhadap PSU juga menggambarkan keberhasilan berbagai elemendalam melakukan edukasi politik secara berkelanjutan. Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu, tokoh masyarakat, dan organisasi sipil berhasil menumbuhkankesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga integritas proses demokrasi.
Masyarakat kini tidak lagi melihat pemilu hanya sebagai ajang seremonial, tetapisebagai pilar utama kehidupan berbangsa yang membutuhkan partisipasi aktif dan tanggung jawab bersama. Bahkan di wilayah yang sebelumnya rawan konflik, pelaksanaan PSU dapat berlangsung damai berkat keterlibatan semua pihak dalammenciptakan suasana yang kondusif.
)* Pemerhati Politik