July 16, 2025

Oleh: Maria Wondama*

Ketahanan pangan bukan sekadar isu pasokan beras, jagung, atau protein hewani. Iaadalah wajah dari kemandirian bangsa, kekuatan ekonomi rakyat, dan simbolkeberhasilan pembangunan yang menyentuh akar rumput. Di tengah gejolak global yang mempengaruhi rantai pasok pangan dunia, Indonesia tidak punya pilihan selainmemperkuat fondasi ketahanan pangannya secara menyeluruh, dari Sabang hinggaMerauke. Dalam konteks ini, Papua, khususnya Papua Barat dan Papua Selatan, munculsebagai wilayah strategis yang bukan hanya memiliki potensi luar biasa di sektorpangan, tetapi juga semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor yang kiankokoh dari hari ke hari.

Papua Barat membuktikan bahwa swasembada pangan bukan sekadar visi, melainkankenyataan yang mulai terwujud. Di Kampung Desay, Distrik Prafi, KabupatenManokwari, gema keberhasilan panen raya menjadi bukti nyata dari sinergi luar biasaantara petani lokal, TNI, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan pertanian. Bukanhanya padi yang dipanen dari lahan-lahan subur di sana, tetapi juga harapan besaruntuk masa depan pangan Indonesia. Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Jimmy Ramoz Manalu menegaskan, panen raya ini bukan seremoni, melainkan refleksi darikerja kolektif yang produktif. Pertanian, bagi beliau, adalah pilar utama kehidupan dan pertahanan negara dalam bentuk non-militer yang seharusnya menjadi prioritasnasional.

Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, dalam sambutannya menegaskan bahwakeberhasilan petani lokal adalah keberhasilan semua pihak. Padi, yang secara budayamelambangkan kemakmuran dan kehidupan, kini menjadi simbol kebangkitankemandirian pangan di Papua Barat. Pemerintah Provinsi Papua Barat telah menyusunberbagai program prioritas untuk memperkuat sektor ini, mulai dari pembangunaninfrastruktur pertanian, pengadaan alat pertanian modern, hingga penguatankelembagaan petani yang selama ini menjadi tulang punggung produksi pangan daerah.

Langkah-langkah ini sejalan dengan strategi nasional yang digaungkan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Ia melihat model kolaborasi antara TNI, pemerintahdaerah, dan petani sebagai contoh kerja sama ideal yang mampu mempercepatpencapaian swasembada pangan. Menurutnya, wilayah timur Indonesia menyimpanpotensi besar yang kini mulai dimaksimalkan secara bertahap oleh pemerintah. Inilahsaatnya potensi tersebut dijadikan kekuatan strategis nasional.

Tak kalah penting adalah peran sumber daya manusia di bidang pertanian. KepalaBPPSDMP Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa peningkatankapasitas petani dan penyuluh menjadi tulang punggung produktivitas yang berkelanjutan. Melalui pelatihan dan pendampingan, petani Papua kini tidak hanyabekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Mahasiswa Polbangtan Manokwari juga dilibatkan dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai pendampinglapangan yang mampu menjembatani pengetahuan akademik dengan praktik pertaniandi lapangan.

Sinergi antar lembaga dan komitmen politik dari DPRK Manokwari pun tak kalahpenting. Anggota Komisi II DPRK, Masrawi, menegaskan bahwa legislatif siapmendukung program swasembada pangan dengan alokasi anggaran dan program pokok pikiran dewan, agar tantangan seperti keterbatasan pupuk dan pengairan terusdiatasi dengan dukungan kebijakan dan anggaran yang berkelanjutan dari pemerintah.

Sementara itu di Papua Selatan, Kabupaten Merauke menjadi sorotan sebagai kawasanyang digadang-gadang menjadi lumbung pangan nasional. Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mendorong pembentukan BUMD Pangan sebagaisolusi kelembagaan yang profesional dan berkelanjutan untuk mengelola potensi besarMerauke di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Arief menyatakan bahwadengan dukungan infrastruktur pascapanen yang memadai, seperti bed dryerrice milling unit (RMU), dan food station, Merauke tidak hanya bisa memenuhi kebutuhandaerahnya sendiri, tetapi juga menjadi pusat distribusi pangan strategis di kawasantimur Indonesia.

Hal ini diperkuat oleh komitmen Bupati Merauke, Yoseph B. Gebze, yang secara terbukamengungkapkan kesiapan daerahnya untuk menjadi garda terdepan ketahanan pangannasional. Dengan terus dibenahinya infrastruktur dan peningkatan kapasitaskelembagaan, Merauke telah menyusun program prioritas seperti penguatan keamananpangan daerah, pelatihan UMKM pangan, serta pengembangan kebun pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman). Upaya mendorong efisiensi logistik terusdiperkuat melalui sinergi program subsidi transportasi dari pemerintah pusat, mengingatluas wilayah Papua Selatan yang begitu besar menuntut sistem logistik pangan yang efisien dan terintegrasi.

Langkah yang diambil oleh pemerintah pusat, provinsi, dan daerah dalam memperkuatketahanan pangan Papua sepenuhnya sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subiantoyang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama dalam Nawacita Baru. Pembangunan pertanian berbasis wilayah yang mengedepankan kemandirian lokal dan penguatan daerah sebagai pusat produksi pangan menjadi strategi jangka panjangyang tidak hanya menjawab kebutuhan hari ini, tetapi juga mengamankan masa depangenerasi mendatang.

Papua bukan hanya penyanggah ketahanan pangan nasional, Hal ini membuktikanbahwa Papua menjadi bagian penting dalam peta transformasi pembangunan nasional. Dengan semangat gotong royong, dukungan teknologi, dan keberanian mengambillangkah besar, ketahanan pangan Indonesia akan semakin kokoh, mulai dari ujungtimur negeri ini.

*Penulis merupakan pengammat kebjakan publik

[edRW}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *