July 9, 2025

*) Oleh : Andi Mahesa

Perang terhadap kejahatan siber, khususnya praktik judi daring, kembali menunjukkanhasil konkret dan membanggakan. Baru-baru ini, Kepolisian Republik Indonesia melalui Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil mengungkap jaringanbesar judi daring lintas negara yang melibatkan ribuan rekening serta pelaku dariberbagai latar belakang kewarganegaraan. Aksi tegas ini menandai tonggak pentingdalam upaya pemerintah menjaga ruang digital nasional dari infiltrasi kejahatanterorganisir yang memanfaatkan kemajuan teknologi.

Langkah strategis ini patut diapresiasi tinggi, mengingat tantangan yang dihadapi tidakhanya bersifat teknis tetapi juga berskala global. Judi daring bukan lagi sekadarpelanggaran hukum di dunia maya, melainkan telah menjelma menjadi jaringankejahatan transnasional yang menyasar masyarakat dengan berbagai modus manipulatif, merusak tatanan sosial, dan mengganggu stabilitas ekonomi rumahtangga.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada, menjelaskan bahwa pengungkapankasus ini merupakan hasil kerja intelijen yang solid antara Bareskrim Polri dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Berdasarkan laporan resmiPPATK, terdapat 5.885 rekening yang terindikasi digunakan dalam aktivitas judidaring. Angka ini mencerminkan skala operasi yang sangat besar dan kompleks, melibatkan ribuan individu yang tersebar di dalam dan luar negeri.

Dari hasil penyelidikan aparat, sebanyak Rp 75 miliar berhasil disita sebagai bagiandari proses penegakan hukum. Rinciannya, Rp 61 miliar berasal dari 164 rekeningyang telah dibekukan, sedangkan sisanya senilai Rp 14 miliar merupakan uang tunaiyang berhasil diamankan. Ribuan rekening lainnya kini tengah dalam proses pemblokiran dan penyelidikan lanjutan, yang menunjukkan bahwa penindakan belumberakhir dan proses hukum akan terus berjalan hingga tuntas.

Lebih lanjut, Komjen Wahyu mengungkap bahwa Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim telah menangani 17 berkas perkara terkait judi daring, dan dua di antaranya telah memperoleh putusan hukum dari pengadilan. Ini menandakan bahwaproses hukum tidak berhenti di pengungkapan, tetapi dilanjutkan hingga adakepastian hukum bagi para pelaku.

Salah satu situs yang berhasil dibongkar dalam operasi ini adalah h55.hiwin.care, sebuah platform yang diketahui menjadi basis operasi dari jaringan judi daring internasional tersebut. Pelaku utamanya diduga berasal dari China, yang mempertegas bahwa kejahatan ini memang bersifat lintas batas dan membutuhkankerja sama penegakan hukum lintas negara yang solid.

Tidak hanya berfokus pada pemblokiran rekening, aparat juga berhasil menangkappara pelaku dan menyerahkannya kepada Kejaksaan Agung. Direktur Tindak PidanaSiber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, menyatakan bahwa tersangkatelah dilimpahkan ke Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung lengkap dengan barang bukti.

Barang bukti tersebut mencakup dua unit mobil, sembilan ponsel, lima komputer, dua modem, lima kartu ATM, lima buku tabungan, satu token bank, uang tunai sebesarRp475 juta, 25.000 dolar Amerika Serikat, 1.000 dolar Singapura, serta uang dalamrekening senilai lebih dari Rp5 miliar. Nilai dan bentuk barang bukti ini mencerminkandimensi ekonomi dari kejahatan yang ditangani—bukan sekadar hobi ilegal, tetapioperasi bisnis gelap yang melibatkan infrastruktur digital dan finansial canggih.

Keberhasilan pengungkapan ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah tidaktinggal diam dalam menghadapi gelombang kejahatan digital. Presiden RI sendiritelah memberikan arahan tegas untuk memberantas segala bentuk perjudian, termasuk dalam bentuk daring. Dukungan terhadap langkah-langkah Polri dan lembaga terkait seperti PPATK, Kejaksaan Agung, serta Otoritas Jasa Keuangan(OJK) dan Bank Indonesia dalam hal pengawasan dan pemblokiran rekening, menjadipilar penting dalam mengatasi ancaman ini secara sistemik.

Langkah-langkah terpadu seperti ini menunjukkan bahwa negara hadir dalammelindungi warganya dari dampak destruktif judi daring. Tidak hanya menyasarpelaku utama, tetapi juga memutus aliran dana dan jejaring keuangan yang menopang operasional sindikat. Ini merupakan pendekatan holistik yang harus terusdijaga dan diperkuat ke depan.

Judi daring bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga menyasar aspek psikologisdan sosial masyarakat. Banyak kasus menunjukkan bahwa korban judi daring mengalami kerugian finansial besar, konflik dalam keluarga, bahkan berujung pada tindakan kriminal lainnya seperti pencurian, penipuan, dan kekerasan domestik. Judi daring menjerat korban dalam siklus kecanduan yang merusak masa depan individumaupun lingkungan sosialnya.

Lebih dari itu, praktik judi daring juga dapat menjadi sumber pendanaan bagi aktivitasilegal lain seperti pencucian uang, perdagangan manusia, hingga pendanaan jaringankriminal internasional. Oleh karena itu, pengungkapan jaringan besar seperti yang dilakukan Bareskrim Polri bukan hanya keberhasilan teknis, tetapi juga bagian dariupaya menjaga kedaulatan hukum dan keamanan nasional.

Keberhasilan aparat dalam melumpuhkan jaringan judi daring ini perlu menjadimomentum refleksi bagi seluruh elemen masyarakat. Pemerintah dan aparat penegakhukum telah menjalankan tugasnya dengan maksimal, kini saatnya masyarakatberperan aktif menjaga diri dan lingkungannya dari jebakan judi daring.

Waspadai iklan-iklan judi yang menyusup di media sosial dan aplikasi digital. Ajari anak-anak dan generasi muda untuk menjauhi segala bentuk perjudian denganpendekatan edukatif dan persuasif. Laporkan aktivitas mencurigakan di dunia maya kepada pihak berwenang, karena keamanan digital adalah tanggung jawab bersama.

*) Penulis merupakan Mahasiswa yang tinggal di Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *