
Oleh : Doni Wicaksono )*
Indonesia kini memasuki babak baru dalam upaya transformatif menuju masa depanenergi bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang semakinmemperkuat posisi Indonesia di panggung energi global adalah komitmen dalammembangun ekosistem baterai listrik secara terintegrasi. Di tengah momentum transisi energi ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bersama Indonesia Investment Authority (INA) muncul sebagai lokomotifyang mendorong percepatan pertumbuhan industri baterai dan kendaraan listriknasional.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan Danantaramembuka peluang ikut berinvestasi di megaproyek ekosistem baterai kendaraanlistrik (electric vehicle/EV) terintegrasi konsorsium Indonesia-China. Proyek inimerupakan pengembangan industri dari hulu ke hilir yang terdiri dari 6 proyek secaraterintegrasi yang dikembangkan oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL Brunp dan Lygned (CBL) yang merupakan anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Sementara itu, Indonesia Investment Authority (INA), sebagai sovereign wealth fund Indonesia, memiliki kapasitas besar dalam menghimpun dan mengelola investasijangka panjang untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional. Dalam kontekspengembangan ekosistem baterai listrik, peran INA tidak hanya sebatas sebagaipenyedia dana, tetapi juga sebagai jembatan antara Indonesia dengan komunitasinvestor global yang memiliki minat tinggi terhadap energi hijau dan keberlanjutan.
Adanya Danantara dan INA memperlihatkan sinergi antara kekuatan industri dankekuatan finansial yang saling menguatkan. Gabungan kekuatan ini akanmempercepat pembangunan pabrik baterai listrik, pengembangan teknologipenyimpanan energi, serta infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya di seluruh Indonesia. Kolaborasi antara BPI Danantara dan INA adalah contoh nyatabagaimana institusi dalam negeri dapat bekerja sama secara strategis untukmengakselerasi transformasi sektor energi. Ini bukan sekadar pembangunan industribaru, tetapi juga upaya menyeluruh untuk menjadikan Indonesia sebagai pusatenergi bersih dunia yang berdaulat, mandiri, dan kompetitif.
Transisi energi tidak hanya tentang mengganti sumber energi fosil menjadi energibaru dan terbarukan, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukungperubahan tersebut secara sistemik. Dalam hal ini, pengembangan baterai listrikmemainkan peran kunci, karena menjadi jembatan antara pembangkit energi bersihdengan kebutuhan energi yang stabil dan efisien. Dengan kapasitas penyimpananenergi yang memadai, intermitensi dari energi surya dan angin bisa diatasi. Makadari itu, investasi dalam teknologi baterai akan berdampak langsung terhadapketahanan energi nasional dan pengurangan emisi karbon secara signifikan.
Lebih dari sekadar aspek teknis dan ekonomi, adanya Danantara dan INA jugamembuka ruang besar untuk penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, sertapeningkatan kemampuan riset dan inovasi anak bangsa. Dalam proses pembangunan industri baterai, akan tercipta kebutuhan tenaga kerja di berbagaibidang, mulai dari pertambangan, pengolahan bahan baku, manufaktur, hinggarekayasa sistem energi. Ini merupakan kesempatan besar bagi generasi mudaIndonesia untuk berperan aktif dalam transformasi energi nasional, sekaligusmenjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi ramah lingkungan di kawasanAsia Tenggara.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, menyatakan bahwakedua lembaga tersebut memiliki peran yang saling melengkapi dalam pembiayaanproyek-proyek jangka panjang, khususnya di sektor energi hijau dan hilirisasiindustri. Transisi energi bukan semata-mata tentang mengganti sumber energi darifosil ke terbarukan, tetapi juga tentang menciptakan sistem energi yang adil, tangguh, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, keberadaan ekosistem baterai listrik menjadi sangat penting, tidak hanya untukkendaraan listrik, tetapi juga sebagai solusi penyimpanan energi yang mampumendukung stabilitas jaringan listrik nasional berbasis energi terbarukan sepertisurya dan angin.
Lebih jauh lagi, pengembangan ekosistem baterai listrik juga mendorongpertumbuhan ekonomi yang berbasis inovasi dan teknologi. BPI Danantara telahmerancang strategi yang mencakup peningkatan kapasitas SDM nasional, kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga riset, serta pelatihan tenaga kerjauntuk memenuhi kebutuhan industri baru ini. Dalam jangka panjang, langkah iniakan menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperluas keterampilan generasimuda, dan memperkuat daya saing industri manufaktur nasional.
Di sisi lain, peran INA dalam mengundang investor strategis ke dalam ekosistem inimenjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang menjanjikan. Dengan potensipasar kendaraan listrik domestik yang besar dan dukungan regulasi pemerintahyang kuat, Indonesia menjadi magnet bagi investor yang ingin berkontribusi dalamsolusi global perubahan iklim. Kolaborasi ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok baterai global, menjembatani kebutuhan negara-negara maju akan pasokan baterai dengan prinsip keberlanjutan yang tinggi.
Dukungan kebijakan dari pemerintah juga semakin memperkuat ekosistem ini. Melalui Peraturan Presiden tentang percepatan kendaraan bermotor listrik, insentiffiskal, dan pengembangan kawasan industri hijau, pemerintah telah menciptakaniklim usaha yang kondusif. Dengan pilar regulasi, investasi, dan pengembanganteknologi yang bersinergi, ekosistem baterai listrik Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi tulang punggung transisi energi nasional.
)* Penulis adalah pengamat kebijakan publik