Oleh: Aurelia Sukmawati)*
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan pemerintah sejak 10 Februari 2025 menjadi tonggak penting dalam mewujudkan visi Indonesia sehat. Dengan capaian peserta yang telah menembus angka 5,8 juta orang per pertengahan Mei 2025, inisiatif ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang luarbiasa terhadap layanan kesehatan dasar yang inklusif dan tanpa biaya.
Setiap harinya, rata-rata 180 ribu masyarakat memanfaatkan layanan CKG, menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap sistem kesehatan nasional. Program ini tidak hanya menjangkau kota-kota besar, namun juga telah merambahwilayah terpencil melalui kerja sama dengan puskesmas-puskesmas di berbagaidaerah.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa program Cek Kesehatan Gratis dirancang bukan hanya sebagai deteksi dini penyakit, tetapi juga menjadi pilar promosi gaya hidup sehat. Pihaknya menegaskan bahwa edukasimasyarakat menjadi fondasi penting untuk menurunkan angka penyakit degeneratifdi masa depan.
Upaya untuk memperluas jangkauan CKG akan terus digencarkan. Mulai Juli 2025, fase kedua program ini akan menyasar anak-anak sekolah di 200 ribu lembagapendidikan di seluruh Indonesia. Pemeriksaan akan dilakukan oleh 10 ribupuskesmas dengan target tambahan 28 hingga 35 juta peserta hingga akhir tahun.
Langkah ini mencerminkan pendekatan promotif dan preventif pemerintah dalambidang kesehatan. Masyarakat tidak lagi hanya diajak berobat saat sakit, tetapididorong untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kondisi tubuh sejak dini. Ini sejalan dengan prinsip “mencegah lebih baik daripada mengobati” yang menjadidasar program ini.
Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menyoroti pentingnya pemahaman masyarakatmengenai faktor risiko kesehatan yang sering kali diabaikan. Salah satu contohnyaadalah lingkar perut, yang meskipun sederhana, ternyata sangat efektif sebagaiindikator risiko penyakit jantung dan diabetes.
Menurutnya, Cek Kesehatan Gratis merupakan sarana edukasi yang kuat. Ketika masyarakat mengetahui risiko yang mereka hadapi, mereka akan lebih termotivasiuntuk memperbaiki pola makan, olahraga, serta mengurangi kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan dalam jangka panjang.
Selain itu, program CKG menjadi simbol nyata kehadiran negara dalam menjaminhak kesehatan warga. Presiden Prabowo Subianto menjadikan program ini sebagaisalah satu agenda prioritas, dengan tujuan menjangkau seluruh populasi Indonesia secara bertahap.
Langkah besar ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi individu, tetapijuga menurunkan beban biaya kesehatan nasional. Dengan semakin banyak wargayang terdeteksi dini menderita penyakit, maka potensi biaya pengobatan jangkapanjang dapat ditekan secara signifikan.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung(P2PML) Kementerian Kesehata, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pentingnyamemanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk mendeteksi gejalapenyakit sejak dini. Salah satu keunggulan utama program ini adalahkemampuannya menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini belum pernahmengakses layanan kesehatan.
Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, program ini dapat membantu dalam mengidentifikasiberbagai penyakit, termasuk penyakit langka yang sering luput dari perhatianmasyarakat. Meski tidak spesifik, hasil pemeriksaan dari CKG dapat menjadi rujukanawal yang sangat penting.
Penyakit seperti Neurofibromatosis Tipe 1 (NF1), hipotiroid kongenital, kelainansaluran empedu, hingga penyakit jantung pada anak-anak bisa mulai terdeteksimelalui pemeriksaan awal yang dilakukan dalam program ini. Dengan begitu, rujukan ke fasilitas lanjutan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Lebih dari itu, CKG juga memberi ruang bagi puskesmas dan tenaga kesehatanlokal untuk aktif mengambil peran dalam transformasi kesehatan. Mereka tidakhanya melayani, tapi juga menjadi penggerak utama dalam menyebarluaskanbudaya sadar kesehatan di masyarakat.
Efek positif dari CKG terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadappentingnya melakukan pemeriksaan rutin. Banyak warga yang sebelumnyamengabaikan gejala ringan, kini mulai memeriksakan diri dan mendapatkanpenanganan medis lebih awal.
Program ini juga memperkuat sistem pencatatan kesehatan nasional. Dengan data yang terintegrasi, pemerintah dapat melakukan pemetaan kesehatan masyarakatsecara lebih akurat dan merancang kebijakan intervensi yang tepat sasaran.
Dalam jangka panjang, CKG diyakini mampu menciptakan generasi masa depanyang lebih sehat, produktif, dan tangguh terhadap tantangan zaman. Investasi dalamkesehatan seperti ini adalah bentuk nyata pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Pemerintah tidak bekerja sendiri. Keberhasilan CKG juga melibatkan kolaborasilintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, dunia pendidikan, komunitas lokal, hinggaorganisasi kemasyarakatan. Semangat gotong royong inilah yang menjadi kekuatanutama program ini.
Di tengah tantangan global di bidang kesehatan, program seperti CKG menunjukkanbahwa Indonesia mampu merancang solusi strategis berbasis kebutuhan rakyat. Ini menjadi bukti bahwa komitmen terhadap kesehatan publik bukan sekadar janji, tetapi telah dijalankan secara konkret.
Dengan cakupan yang makin luas dan edukasi yang terus disampaikan secaraberkesinambungan, Cek Kesehatan Gratis menjadi solusi tepat untuk mendorongbangsa Indonesia menuju cita-cita besar.
Oleh karena itu, kesuksesan program Cek Kesehatan Gratis diharapkan menjadilandasan kuat bagi pengembangan kebijakan kesehatan nasional yang lebih merata, inklusif, dan berkelanjutan demi terciptanya Indonesia yang lebih sehat dan tangguh.
)* Penulis adalah mahasiswa Jakarta tinggal di Bandung
[edRW]