September 15, 2025

Oleh: Dhita Karuniawati )*

Kesehatan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi pilar utama dalam pembangunanbangsa. Di tengah tantangan ketimpangan gizi dan akses pangan sehat, pemerintah Indonesia mengambil langkah progresif melalui peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagaibagian dari strategi pembangunan jangka panjang. Program ini bukan sekadar bantuan sosial ataukebijakan populis semata, melainkan investasi gizi yang sangat penting untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat dan produktif bagi anak-anak Indonesia.

Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam membangun sumber daya manusiaunggul melalui peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang dimulai pada 6 Januari 2025 ini, menjadi salah satu agenda prioritas nasional yang bertujuan untuk mengatasimasalah gizi, sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Program MBG akan diterapkan secarabertahap, mencakup seluruh jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA/sederajat di berbagaikabupaten/kota.

Menu makanan yang disiapkan dalam program MBG dirancang oleh ahli gizi, mencakupkomponen karbohidrat, protein hewani dan nabati, serta sayur dan buah. Tujuannya adalahmemastikan bahwa anak-anak menerima nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan kegiatan belajar mereka. Selain itu, penyediaan makanan dilakukan dengan memperhatikanstandar higienis dan kualitas bahan pangan lokal.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa sampai dengan 21 Mei 2025, program MBG telah menjangkau 3.977.514 orang penerima manfaat yang terdiri atasanak sekolah berbagai level SD, SMP, SLTA dan sederajat juga ibu hamil. Program MBG tidakhanya menyasar anak-anak sekolah, tetapi juga kelompok rentan lainnya demi menciptakangenerasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024, Badan Gizi Nasional (BGN) ditunjuk sebagai pelaksana utama program MBG. Sasaran utama terbagi ke dalam empatkelompok kritis.

Pertama, peserta didik dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah, baik pendidikanumum, keagamaan, kejuruan, khusus, maupun pesantren. Gizi yang cukup bagi anak sekolahsangat penting untuk mendukung konsentrasi, pertumbuhan, dan perkembangan kognitif.

Kedua, anak usia di bawah lima tahun (balita), yang berada pada fase emas pertumbuhan. Pada periode ini, kekurangan gizi bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang tidak bisadipulihkan.

Ketiga, ibu hamil. Asupan gizi yang baik selama masa kehamilan sangat penting untukmencegah komplikasi, memastikan kehamilan sehat, serta menurunkan risiko kelahiran prematurdan stunting pada bayi.

Keempat, ibu menyusui. Gizi yang cukup membantu produksi ASI yang berkualitas, yang krusialuntuk perkembangan optimal bayi sejak lahir. Adapun target MBG hingga akhir 2025 adalahmenjangkau setidaknya 17,9 juta individu dari empat kelompok tersebut.

Sementara itu, Staf Promosi dan Edukasi Badan Gizi Nasional (BGN), Teguh Suparngadimengatakan bahwa pihaknya akan berkomitmen terhadap kelancaran Program Makan BergiziGratis (MBG). 

Teguh menegaskan peran dan dukungan BGN untuk membangun desa dari bawah sebagailangkah peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemberantasan kemiskinan dan memperkuatpembangunan sumber daya manusia (SDM). Program MBG dapat meningkatkan asupan gizijuga memperluas pengetahuan gizi yang tepat.

Menyediakan makan bergizi secara gratis bukan hanya tentang mengenyangkan perut anak-anaksetiap hari. Lebih dari itu, program ini adalah investasi jangka panjang untuk membentukgenerasi masa depan yang sehat, cerdas, dan produktif. Dalam jangka panjang, generasi yang tumbuh dengan gizi baik akan menjadi tenaga kerja yang kompeten, sehat secara jasmani dan mental, serta berpotensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunannasional.

Selain manfaat langsung kepada anak-anak, Program MBG juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Dengan menggandeng petani lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam penyediaan bahan pangan, program ini mendorong roda ekonomi di tingkat akar rumput.

Petani sayur, peternak ayam dan sapi, nelayan, hingga ibu-ibu rumah tangga yang tergabungdalam koperasi dapat memperoleh pendapatan tambahan melalui keterlibatan mereka dalamrantai pasok makanan MBG. Dengan begitu, program ini menciptakan efek berganda (multiplier effect) dalam mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan ekonomi di daerah.

Di sisi lain, program ini juga mendorong keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat dalammendukung pola hidup sehat anak-anak mereka. Edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat juga menjadi bagian integral dari pelaksanaan MBG.

Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis sangat bergantung pada dukungan semua pihak. Masyarakat, guru, tenaga kesehatan, tokoh agama, dan media memiliki peran penting dalammengawal dan memastikan bahwa program ini benar-benar sampai pada sasaran yang tepat.

Dengan komunikasi yang terbuka dan partisipatif, program ini akan membangun kepercayaanmasyarakat terhadap kebijakan negara, serta menciptakan kolaborasi lintas sektor yang kuatuntuk membangun SDM Indonesia unggul.

Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar program makan siang di sekolah. Ia adalah fondasimasa depan Indonesia. Dengan menanamkan investasi gizi sejak dini, negara sedang menyiapkangenerasi penerus yang sehat, cerdas, dan tangguh menghadapi tantangan global.

Jika Indonesia ingin memetik hasil dari bonus demografi, maka menyiapkan anak-anak yang bergizi baik dan sehat adalah langkah paling strategis. Melalui program MBG, pemerintahmenunjukkan keseriusan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh anakbangsa, karena anak yang sehat hari ini adalah pemimpin hebat di masa depan.

*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *